Video game testers wanted urgently

Salah satu yang bikin heboh di ajang WWDC adalah kehadiran sistem operasi mobile baru untuk iPhone, yaitu iOS7. Babak baru pergulatan OS pun kembali dimulai. Seems, Apple banyak mengambil pelajaran dari Android kalau kita melihat tampilan UI yang baru milik iOS7. Semudah itukah Android berdiam diri ? kemana Key Lime Pie saat kita benar-benar memerlukannya ? Apa jangan-jangan, Jelly Bean saja sudah cukup untuk melawan iOS7 ?

To be honest saya tidak sepenuhnya membenci Apple. Toh saya masih mengetik dengan menggunakan MacBook, malah sempat pacaran sama iPhone 4 selama beberapa waktu, pun dengan iPod Touch. Tapi apa mau dikata, keyakinan bahwa Android telah melampaui iOS adalah sebuah fakta absolut, dalam hal ini kalau saya komparasi dengan iOS6.

Untuk pertama kalinya, Apple melakukan perombakan besar-besaran pada UI. Well, pasti itu yang diharapkan oleh semua user iOS. Pada iOS7, kini terlihat lebih minimalis, modern, bersih, dengan ikon yang eye catchy. Desainnya asli refreshing, hmm, apa perlu beli iPhone sekarang ?

Kalau dibandingkan dengan Jelly Bean, Android 4.2. Google menawarkan sesuatu yang cenderung lebih gelap, user interface khas Nexus dengan background gelap. Sentuhan elemen biru pada outline dan font Roboto. In terms of desain, Android sudah lebih dulu mengadopsi konsep minimalis, terlebih dengan Holo.

Android dikenal sebagai smartphone yang punya fitur multitasking handal. Dan iOS7 seolah jadi jawaban dari kelunya multitasking di iOS. Terbukti lebih pintar dan efisien.

Kini pada iOS semua aplikasi bisa berjalan di background. Android juga sama, tapi ada hal yang membuat iOS jadi lebih pintar. Yaitu dari sisi kepintaran. Pasalnya, iOS dengan AI yang dimilikinya sanggup mengamati kebiasaan kamu membuka aplikasi. Misalnya, kamu biasa membuka aplikasi favorit di pagi hari saat berangkat kantor dan makan siang. iOS tahu kebiasaan kamu, dan dengan sigapnya akan merefresh aplikasi di waktu-waktu tersebut.

Enggak cuma itu, si iOS7 ini tahu kalau kondisi sinyal lagi jelek, jadi dia tidak akan memaksakan refresh, menunggu sampai sinyal stabil. Sementara di Android, kondisi seperti ini yang bisa bikin baterai kita cepat habis.
But again, in terms of time, multitasking sudah jadi jargonnya Android. Cukup tap tombol multitasking, semua aplikasi akan muncul. Tap preview aplikasinya, maka aplikasi akan aktif. Cukup slide ke samping, maka aplikasi akan hilang dari preview. Yet, i guess we need Key Lime Pie as soon as possible. Mbah Google kudu bikin yang lebih canggih dari punya iOS.

Apple sengaja bikin Lock screen baru di iOS7. Fitur yang ditawarkan adalah live wallpaper, somehow kok ini mengingatkan sama live wallpapernya Android si Phase Beam yak  . Di iOS7 kamu juga bisa mengakses notifikasi langsung dari Lock screen. Sementara pada Home screen, kamu bisa menambahkan page pada folder, template warna yang baru dengan ikon aplikasi yang dirancang ulang. Tidak terlalu signfikan.

Kita bandingkan dengan Android. Pada Lock screen kamu bisa menambahkan widget. Akses informasi, seperti email bisa kamu baca tanpa mengunlock Android. Google juga memberikan akses instan ke fitur kamera dan Google Now.

Kalau bicara Home screen, pengguna Android bisa mengganti widget di devicenya sesuka hati. Play Store bisa bikin Android kamu terlihat beda, unik, one of a kind.

iOS7 menawarkan UI yang di make over dengan polesan �pintar,� di dalamnya. Android Jelly Bean menawarkan fungsi yang lebih lengkap. Kalau kita bicara pintar, bukankah seyogyanya yang lebih pintar itu kita, saya, kamu dan user smartphone lain yang lebih pintar dibandingkan devicenya. Again, i always said, yang bikin smartphone pintar itu bukan devicenya, tapi usernya.